Mau dapet uang sambil internetan?

Get cash from your website. Sign up as affiliate.

Wednesday, February 10, 2010

Damai Itu Indah

Belum lama ini, kita telah kehilangan salah seorang tokoh bangsa yang sangat besar. Besar dalam artian pengaruhnya dan kontribusinya bagi bangsa kita tercinta. K.H Abdurrahman Wahid, atau yang biasa kita sapa Gus Dur telah berpulang ke Rahmatullah, meninggalkan kita semua. Begitu banyak kebaikan dan hal - hal yang sangat berarti yang sudah beliau persembahkan bagi negara ini. Gus Dur adalah seorang tokoh fenomenal, dimana terkadang banyak dari kita yang merasa kebingungan atau bahkan mungkin tidak sefaham dengan pola pikir beliau. Namun, bagi saya, Gus Dur adalah orang jujur, polos, berani dan lugas dalam memberikan pendapat. Apa yang ada di dalam pemikiran beliau, mungkin tidak pernah sedikitpun ada di dalam benak kita.

Salah satu peninggalan Gus Dur yang hingga kini menjadi salah satu peninggalan penting bagi bangsa ini adalah, menjunjung tinggi rasa hormat - menghormati dan harga - menghargai antar sesama umat beragama dalam satu kesatuan, yaitu, Republik Indonesia. Kita, sebagai warga negara Republik Indonesia, tentunya sudah mempelajari hal - hal seperti ini. Mulai dari sekolah dasar, hingga duduk di bangku kuliah, kita sudah mengenal mata pelajaran PPKN, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Akan tetapi, dalam praktiknya, kita justru malah sering lupa.

Seperti yang kita ketahui, pada jaman orde baru, agama yang di akui di Indonesia berjumlah 5, namun sejak Gus Dur menjadi Presiden, kebebasan memeluk agama lebih di jamin. Terbukti dengan di jadikannya IMLEK sebagai libur nasional, dimana pada waktu kepemimpinan Presiden Soeharto, hal tersebut menjadi tabu bagi saudara - saudara kita warga negara Indonesia keturunan Tionghoa. Meskipun, terkadang kebebasan itu di salah artikan oleh sebagian orang, dan kemudian menjadi kebablasan.

Indonesia adalah sebuah negara yang plural, nergara yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan agama. Sebelum kita bahas lebih jauh, sebelumnya mari kita coba mengetahui arti kata dari plural itu sendiri.
Apa itu plural? pluralisme? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kira - kira mempunyai arti sebagai berikut :

Plural : jamak, lebih dari satu
Pluralisme : keadaan masyarakat yang majemuk (bersangkutan dng sistem sosial dan politiknya)

Dari pengertian diatas, saya mengambil kesimpulan bahwa pluralisme adalah, sebuah kondisi dimana di dalam suatu negara/wilayah terdapat berbagai macam suku bangsa dan agama yang memiliki watak dan tingkah laku yang berbeda, sesuai dengan kepercayaan dan keyakinannya masing - masing.

Jadi sangat jelas, bahwa negara Indonesia, yaang walaupun masyarakatnya mayoritas umat Muslim, namun juga memiliki keberagaman. Hendaknya lah kita sebagai warga negara Indonesia, menjunjung tinggi nilai - nilai kebersamaan, saling menghargai dan saling menghormati. Karena, secara tidak langsung, terkadang, ke-egoisan diri kita masing - masing membuat kita lupa akan hal tersebut, dan lalu memicu berbagai macam persoalan yang seharusnya tidak perlu terjadi apabila kita menyadari makna dari pluralisme tersebut.

Saya adalah seorang muslim, dan saat ini, saya tinggal satu rumah dengan sahabat saya yang kebetulan beragama Hindu. Dan kami saling menghormati satu sama lain. Tidak pernah terjadi perselisihan yang berarti, apalagi jika berkaitan dengan agama. Hal - hal seperti inilah yang sangat perlu kita terapkan dalam kehidupan kita sehari - hari. Nilai - nilai kebersamaan dan satu kesatuan sebagai warga negara Indonesia. Nilai - nilai seperti inilah yang di wariskan oleh Gus Dur, sehingga beliau sangat banyak mendapatkan penghargaan, baik dari dalam, maupun luar negeri. Sehingga tidak salah, kalau beliau di nobatkan sebagai bapak Pluralisme!

Sebagai seorang muslim, yang merupakan mayoritas di negara ini, saya sangat - sangat menghormati saudara - saudara saya yang berbeda, baik agama, suku dan adat istiadat. Kebetulan saya juga tinggal di Yogyakarta, yang merupakan Indonesia mini. Saya menghormati umat Nasrani yang merayakan Natal, dan mungkin saudara - saudara yang beragama Nasrani juga bisa menghormati keyakinan dalam agama saya, yaitu Islam, yang memang melarang kami mengucapkan selamat Natal, kecuali mungkin bagi pemimpin. Jikalau kita menyadari ini, tentunya tidak akan menjadi sebuah polemik, atau sebuah perdebatan yang akhirnya justru akan menimbulkan permusuhan di antara kita. 

Saya yakin seyakin yakinnya, tidak ada satu agamapun di dunia ini yang mengajarkan kita untuk saling bermusuhan, termasuk Islam. Percayalah, Islam itu adalah agama yang lembut, tidak pernah mengajarkan kekerasan. Untuk itu, seandainya ada seseorang, atau sekelompok orang yang berbuat keonaran, terror dan sebagainya, dan mengatasnamakan Islam, sesungguhnya mereka bukanlah bagian dari kami. Kita semua pasti menginginkan kedamaian, menginginkan ketentraman, menginginkan ketenangan, menginginkan bangsa ini terbebas dari konflik - konflik sara. Maka dari itu, marilah, mulai saat ini, kita bersama - sama bergandengan tangan, tidak saling menghujat, tidak saling menghina dan menjatuhkan. Bersama - sama kita bangun negara kita yang semakin lama semakin bobrok ini. Mari kita ciptakan suasana kondusif, suasana nyaman, damai dan harmoni. Karena sesungguhnya kawan, saudara - saudaraku tercinta, Damai Itu Memang Indah........


BIG RESPECT!!!!!!

No comments:

Post a Comment