Mau dapet uang sambil internetan?

Get cash from your website. Sign up as affiliate.

Saturday, February 13, 2010

Valentine's Itu..

Setiap tahun, menjelang tanggal 14 februari, kita, terutama Bangsa Indonesia selalu di hadapkan pada sebuah polemik, permasalahan atau bahkan mungkin menjadi sebuah perdebatan berkepanjangan yang tanpa akhir tentang apakah "merayakan" hari Valentine itu adalah haram atau tidak.
Sebelum saya membahas tentang haram atau tidaknya "merayakan" hari Valentine, mari kita sedikit mundur ke belakang, melihat sejarah 14 Februari yang di jadikan sebagai hari Valentine atau hari kasih sayang.

Menurut sebuah sumber sejarah yang saya baca, kisah asal mula orang-orang merayakan hari Valentine dimulai pada jaman kerajaan Romawi sekitar abad ke III. Valentine, tidak lain adalah merupakan sebuah nama dari seorang pendeta yang hidup pada jaman kerajaan Romawi. Nama lengkapnya adalah St. Valentine. Dia hidup pada jaman Kaisar Claudius, seorang kaisar yang sangat kejam pada jaman itu. Konon ceritanya, Kaisar Claudius adalah seorang kaisar yang sangat kejam, yang sangat berambisi memiliki pasukan militer yang sangat besar. Ia menginginkan semua pria bergabung menjadi tentara di dalam pasukannya. Berdasarkan hal tersebutlah, ia melarang setiap lelaki untuk menikah, karena menurutnya, apabila setiap pria tidak menikah, maka mereka dengan senang hati akan bergabung di dalam pasukan dan ikut perang. Namun pendeta St. Valentine, menolak dengan tegas keinginan Kaisar Claudius yang melarang terjadinya pernikahan pada jaman itu. Menurutnya, keinginan itu sangatlah tidak masuk akal, bagaimana mungkin kita melarang manusia untuk menikah, sedangkan manusia itu diciptakan mempunyai perasaan untuk saling mencintai. Lalu, sang pendeta St. Valentine, meskipun secara diam-diam dan rahasia, masih melakukan tugasnya sebagai pendeta saat itu, yaitu menikahkan pasangan-pasangan pria dan wanita yang sedang jatuh cinta. Namun, lama-kelamaan, kejadian ini di ketahui oleh Kaisar Claudius. Ia sangat marah, dan lalu memberikan peringatan yang keras terhadap pendeta St. Valentine. Namun sang pendeta tak bergeming, ia masih saja melakukan tugas sebagai pendeta, dan terus menikahkan pasangan-pasangan yang tengah di landa asmara. Meskipun tentunya, secara diam-diam dan rahasia. Namun pada suatu malam, pendeta St.Valentine tertangkap basah ketika sedang melakukan pemberkatan terhadap pasangan yang akan menikah. Ia di jebloskan ke dalam penjara, lalu di kenai vonis hukuman mati oleh Kaisar Claudius. Kejadian ini, membuat masyarakat Roma pada saat itu justru bersimpati kepada pendeta St. Valentine. Banyak yang mengiriminya karangan bunga sebagai ungkapan cinta. Termasuk diantaranya adalah seorang gadis yang diceritakan disini merupakan seorang putri dari kepala penjaga penjara tempat pendeta St.Valentine dihukum. Ayah dari gadis ini mengijinkan ia untuk berkunjung menemui pendeta St. Valentine. Dalam cerita ini, tidak di sebutkan nama gadis tersebut. Seiring berjalannya waktu, kedua insan ini sepertinya saling jatuh cinta. Dan tibalah waktu hukuman mati untuk sang pendeta. Tepat pada tanggal 14 februari, kepalanya di penggal. Namun, disaat berlangsungnya proses hukuman mati, dia sempat menuliskan pesan untuk gadis itu, anak kepala penjara, isinya adalah ucapan terima kasih untuk segala perhatian dan bantuannya selama ia di dalam penjara. Diakhir pesan, ia menuliskan "Dengan Cinta, dari Valentinemu". Dan, kemudian, melalui pesan itulah, kini masyarakat dunia menjadikan tanggal 14 februari setiap tahunnya, menjadi hari Valentine, atau mungkin di sebut juga hari kasih sayang.

Lalu, bagaimanakah dengan masyarakat Indonesia? Tentunya, masyarakat Indonesia, dari yang awam ikut-ikutan, sampai yang mengerti tentang sejarah Valentine juga "merayakannya", meskipun sebagaimana kita ketahui bersama, terutama bagi kalangan umat Islam yang merupakan mayoritas di negara ini, hingga saat ini, Hari Valentine masih menjadi polemik yang berkepanjangan.

Saya adalah seorang muslim, saya memang tidak ahli mengenai masalah agama. Namun, mohon maaf sebelumnya, kalau boleh saya berpendapat, untuk apa kita terus berdebat tentang suatu masalah yang menurut saya, sangat sepele ini. Lalu, untuk apa pula kita berdebat tentang wacana mengharamkan merayakan hari Valentine ini? Menurut saya, masih banyak hal-hal yang sangat besar, yang sangat krusial yang sedang kita hadapi saat ini. Kalau hal sepele seperti ini di haramkan, lalu bagaimana dengan Presiden saat ini, mentri-mentri saat ini, yang tanpa belas kasihan, menjual nama rakyat, tetapi justru menyakiti hati rakyatnya? Seharusnya perbuatan seperti itulah yang di haramkan. Saya memang tidak merayakan Valentine, bukan karena saya tidak punya seorang pacar, tetapi menurut saya, kasih sayang terhadap sesama manusia itu bukan cuma satu hari, tetapi setiap hari, setiap detik, setiap menit. Namun saya juga tidak menyalahkan bagi yang sekedar "tuker" kado, atau saling memberi bingkisan terhadap orang yang mereka kasihi. Lihat? sungguh sepele bukan? hanya memberikan hadiah dan ucapan kasih sayang yang kebetulan mereka menjadikan momen tanggal 14 februari ini sebagai hari yang pas. Mungkin saja, mereka baru mempunyai uang yang cukup untuk membeli hadiah, tepat pada tanggal 14 februari. Saya belum melihat dengan jelas, ayat-ayat dalam Alquran yang menyebutkan bahwa saling memberi hadiah dan ucapan kasih sayang setiap tanggal 14 Februari itu adalah merupakan hal yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. Atau kalau ada yang mengetahuinya, saya mohon bantuannya, sungguh, saya hanyalah orang yang awam. Dan masih menurut saya, kalau saja dasar-dasar pengharaman Hari Valentine karena merupakan hari raya dari agama Nasrani, saya tidak setuju. Karena melihat dari sejarahnya, Hari Valentine bukanlah merupakan hari raya Agama, tapi merupakan sebuah tradisi yang di lakukan masyarakat pada jaman kerajaan Romawi dan bahkan hingga kini. Tradisi untuk menghormati, atau setidaknya mengenang seorang pendeta, yang mengorbankan hidupnya demi menentang seorang Kaisar yang kejam, yang melarang adanya pernikahan antara sepasang manusia yang jatuh cinta, yang artinya, dia telah menyalahi kodrat dari terciptanya manusia itu sendiri, yaitu untuk berpasang-pasangan, saling mencintai dan saling menghormati antar sesama manusia. Walaupun tentunya, kecintaan kita terhadap Tuhan, harus di atas segalanya.

Tetapi sekali lagi saya ingatkan, bahwa ini merupakan pendapat saya secara pribadi. Saya hanyalah orang awam yang masih butuh ilmu dari orang-orang yang ahli. Dan, semua ini tentunya kembali lagi kepada diri kita masing-masing. Karena sungguh, itu merupakan urusan kita masing-masing dengan Tuhan Yang Maha Mengetahui segala seuatu!!!


BIG RESPECT!!!

2 comments:

  1. Tulisan yg amat menarik untuk di tampilkan di media..alangkah baiknya masyarakat mengetahui kisah awal hari yg katanya merupakan peringatan hari kasih sayang sedunia dan biarkan masyarakat menilai perlu atau tidaknya hari tersebut di rayakan.toh masyarakat sekarang lebih kritis.pendapat anda sungguh begitu terbuka dan tidak memihak..

    ReplyDelete
  2. Saya respect terhadap segala hal, dan sebagai sesama warga negara Indonesia, sudah sepatutnya kita saling menghormati dan menghargai setiap pendapat.Terima kasih atas masukannya...

    ReplyDelete